CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Sabtu, 29 November 2008

PROFIL STEVEN GERARD

Steven George Gerrard (lahir di Whiston, Inggris, 30 Mei 1980; umur 28 tahun) adalah seorang pemain sepak bola asal Inggris. Pria beringgi tubuh 188 cm ini bermain di Liverpool F.C. sejak tahun 1997 (meskipun debut profesionalnya baru terjadi pada 19 November 1998) sebagai pemain pengganti Vegard Heggem pada babak kedua saat liverpool bertanding melawan Blackburn Rovers.
Gerrard mulai bermain bersama tim lokal, Whiston Juniors. Dia mendapat perrhatian dari pencari bakat Liverpool dan bergabung dengan akademi junior the Reds saat usianya 9 tahun. Dia hanya bermain dalam beberapa pertandingan, karena perkembangannya yang lambat membuat dia hana bermain dalam 20 pertandingan saat berusia 14 hingga 16. Diusia 14, Gerrard memperoleh kesempatan bertanding dengan beberapa klub, termasuk Manchester United. Dalam autobiografinya, dia mengatakan "untuk menekan Liverpool agar memberi saya YTS kontrak." selama masa tersebut dia sempat mengalami kecelakaan yang disebabkan garpu taman yang berkarat yang dapat menyebabkan dia kehilangan jari kakinya. Gerrard menandatangani kontrak profesional pertamanya bersama Liverpool pada 5 November 1997.
Walaupun ia berposisi sebagai gelandang di klub sepak bola tersebut, sebenarnya ia dapat bermain di posisi mana saja seperti penyerang, gelandang ataupun bek. Bisa dibilang pemain ini berposisi serba bisa kecuali posisi kiper sepertinya halnya legenda sepak bola Irlandia Utara dan Manchester United yaitu George Best.
Di klub berjuluk The Reds ini, Gerrard mengenakan nomor punggung 8 sekaligus memegang ban kapten. Bersama Xabi Alonso, Jamie Carragher, dan Sami Hyypia ia telah menyumbangkan beberapa gelar juara untuk klub dari kota pelabuhan tersebut. Ia juga sangat disegani oleh penggemar-penggemar klub yang bermarkas di stadion Anfield tersebut, rekan-rekan setim di klub maupun timnas Inggris serta masyarakat Inggris secara keseluruhan. Tahun 2006 ia terpilih sebagai pemain terbaik di Inggris oleh Asosiasi Pesepak Bola Profesional Inggris (PFA).
Di tim nasional sepak bola Inggris ia memulai debutnya pada tahun 2000 dan hingga saat ini telah tampil sebanyak 67 kali dan mencetak 13 gol.
Steven Gerrard memiliki 2 orang anak perempuan bernama Lily Ella dan Lexie. Ia juga telah menikah dengan seorang wanita bernama Alex Curran pada musim panas 2007.
PERJALANAN KARIER GERARD

1998-1999: Musim Pertama
Gerrard membuat debutnya bersama tim utama Liverpool pada 29 November 1998 di babak kedua menggantikan Vegard Heggem saat berhadapan dengan Blackburn Rovers, dan penampilan pertamanya sebagai starter terjadi dalam Piala UEFA melawan Celta Vigo.[3] Sebagai penganti dari Jamie Redknapp yang cedera, Gerrard bermain dalam 13 pertandingan untuk Liverpool pada musim tersebut.
1999-2000: Tim Utama
Pada musim 1999-2000 manajer Gérard Houllier menempatkan Gerrard berpasangan dengan Jamie Redknapp sebagai gelandang tengah. Setelah menjadi starter dalam 6 pertandingan awal, Gerrard diturunkan ke dalam bangku cadangan saat derby lokal melawant Everton.[2] Gerrard menggantikan Robbie Fowler pada menit ke 66 namun kemudian dikeluarkan setelah menerima kartu merah pertama dalam karirnya karena pelanggaran terhadap pemain Everton Kevin Campbell di menit ke 90.[4] Di musim tersebut, Gerrard mencetak gol pertamanya untuk tim senior saat menang 4–1 atas Sheffield Wednesday.[1]
Tulang belakangnya sering mengalami masalah. Pada saat itu, banyak wartawan mengabarkan rumor, sehingga fans sempat menduga bahwa mereka tidak akan pernah melihat Gerrard menyelesaikan kompetisi. Namun, manajer Gerard Houllier segera mengambil langkah yang berguna serta membayar spesialis untuk mengatasi masalahnya.list help. Setelah bekonsultasi dengan konsultan olah raga (kesehatan) Hans-Wilhelm Müller-Wohlfarth,[2] didiagnosisi bahwa masalah Gerrard disebabkan oleh pertumbuhan yang telalu cepat pada tulang belakangnya.[2] Setelah menjalani perawatan dan Liverpool F.C. memastikan bahwa masalah ini tidak akan muncul kembali. Namun kemudian Gerrard mengalami masalah di selangkangannya, dan membutuhkan empat kali operasi untuk mengatasi masalah ini.[2] Kemudian dia pergi ke seorang spesialis asal Perancis untuk mengatasi masalah dengan cederanya, yang diakibatkan pertumbuhan yang terlalu cepat dan terlalu sering bermain bola saat kecil.[5]
2000-01: The "treble" season
2000-01 brought Gerrard his first trophy successes: he put his injury problems behind him and made 50 first team appearances, scoring 10 goals, as Liverpool won the League Cup and FA Cup. On 31 March 2000 Gerrard scored a goal from 25 yards which was the first in a 2-0 victory over Manchester United at Anfield. This was voted by fans as Liverpool's best ever Premier League goal. In the UEFA Cup final against Alavés, Gerrard scored his first major final goal as Liverpool won 5-4. At the end of the season Gerrard was named PFA Young Player of the Year.[rujukan?]
2001-02: Growing influence
Di musim "treble" 2001, Gerrard meningkat menjadi pemain yang berpengaruh di tim Liverpool dimana dia menjadi semakin matang dan permasalah dan dengan cederanya semakin berkurang. Dia menjadi bagian penting saat Liverpool bertanding dalam musim kompetisi 2001-2002 dimana dalam klansemen akhir, Liverpool menempati peringkat kedua dengan raihan nilai terbanyak dalam satu dekade terakhir. Selama musim tersebut, Houllier mengalami masalah dengan kesehatan jantung yang mengharuskannya untuk menjalani operasi. Pada saat Liverpool diprediksi untuk kembali berkibar dalam pesepakbolaan Inggris, namun setelah Houllier sakit, Liverpool mengalami kemerosotan. Penampilan tim kembali meningkat setelah Gerrard dan Michael Owen menjadi bintang yang menjadi inspirator untuk meraih kemenangan.
Gelar
Bersama Liverpool
• 2006-07 Runners-up Liga Champions
• 2005-06 Piala FA
• 2004-05 Juara Liga Champions
• 2002-03 Juara Piala Liga
• 2001-02 Piala Super Eropa
• 2001-02 Charity Shield
• 2000-01 Piala UEFA
• 2000-01 Piala FA
• 2000-01 Piala Liga

Kamis, 27 November 2008

Pebola Muslim di Eropa

Sejak musim lalu, Susana jelang kick off pada setiap laga Bayern Muenchen menjadi lebih special. Nuansa religius lebihkentara dengan ritus yang dilakukan bunting baru mereka, Franck Riberry. Menundukan kepala sambil menengahdakan tangan, mulut pemain bertubuh mungil itu komat-kamit memanjatkan doa ke hadirat Allah SWT. Ritus itu agk provokativ mengingat sensivitasorang-orang Eropa terhadap segala sesuatu yang berbau Islam. Tapi ribery tak peduli, baginya keimanan memang harus ditunjukan. Bukan itu saja, dia pun selalu menjauhi minuman beralkohol dan daging babi yeng memang diharamkan Al Quran.
Mengenai hal yang terakhir , Ribery membuktikan dirinya bias bertahan meski tinggal di Muenchen, ibu kota bir di Jerman. Saat perayaan juara pada akhir musim lalu,dia dengan tegas berkata, “Aku tak akan membuat pengecualian dengan menyeruput bir. Jika ada bir tanpa alcohol, aku mungkin akan meminumnya. Aku tak butuh alcohol untuk menunjukan suka cita.”
Pada musim ini pun, dia tak ikut memegang segelas bir pada sesi pemotretan iklan Paulaner yang melibatkan skuad Bayern Muenchen. Dengan lugas dan kocak, dia tetap bergeming meski Luca Toni tak henti menggoda dengan menyodorkan gelas bir yang ada digenggamannya.
Di kancah sepak bola Eropa, Ribery hanyalah satu dari sederet pebola muslim yang taat. Beberapa pemain yang juga sangat kukuh memegang syriat adalah Kolo Toure, Yaya Toure, Frederic Knoute, Eric Abidal, Nathan Ellington, dan Mohammed Sissoko. Merka adalah sosok-sosok yang sangat taat beribadah di tengah Impitan kesulitan.
Sebagai muslim mereka tak main-main dalam menjalankan ajaran agama. Kolo Toure, Ellington, dan Sissoko dikenal taat menjalankan salt di mana pun mereka berada. Bahkan, Kolo dan Ellington tak ragu menjalankan ibadah lima waktu di ruang ganti pemain. Mereka tak malu-malu membawa sajadah. Bagi Sissoko menjalankan salat sangat penting bagi hidupnya. “Aku terbiasa menunaikan salat sebelum dan sesudah pertandingan,” kata pemain asal Mali yang kini memperkuat Juventus tersebut. “Aku sangat bahagia ketika salat karena aku merasa melakukan kontak langsung dengan Tuhan. Sungguh itu membuatku kian percaya bahwa ada yang mengawasiku dari atas.”
Soal salat Sissoko memang boleh diacungi jempol. Selain taat dia juga selalu mencoba menunaikannya di masjid atau mushala terdekat. Kala memperkuat Liverpool dia kerap kedapatan berada di masjid Ar Rahma. Apalagi kala Ramadhan, maklum saja dia selalu bertarawih di sana. Ngomong-ngomong soal Ramadhan Sissoko juga terbilang taat puasa. Meski sulit menunaikan ibadah tersebut di tengah tuntutan pekerjaan yang menguras fisik, dia mengaku tak pernah secara sengaja mengabaikannya. “Aku tetap berusaha untuk puasa pada bulan Ramadhan. Hanya pada situasi mendesaklah aku rak menunaikannya,” ungkap Sissoko.
Pemain lain yang memegang prinsip sama dengan Sissoko adalah Kanoute dan Ahmed Mido. “Siapa pun yang paham tentang Islam dengan benar pasti justru menguatkan, bukan melemahkan,” ungkap Kanoute yang juga sempat menutup logo 888.com di kostum Sevilla yang dipakainya karena tak mau mendukung perjudian.
Mido mengamini, “Aku tak pernah bermasah dengan Ramadan di mana pun aku bermain. Tak seperti yang dibayangkan kebanyakan orang Inggris, tubuh kita sebenarnya bias langsung beradaptasi hanya setelah beberapa hari barpuasa.” Ucap penyerang asal mesir tersebut.
Ketaatan Mido cs yang tak bergeming meski harus berhadapan dengan kultur dan lingkungan yang sangat berbeda jelas menjadi teladan bagi semua muslim. Dalam situasi dan kondisi apapun keimanan dan ktakwaan tak boleh tergadaikan!!!